K E A R S I P A N
Menurut Vernon B. Santen, arsip
mempunyai nilai guna dengan singkatan ALFRED.
A = Administrasi Value
( Nilai Administrasi )
L = Legal Value (
Nilai Hukum )
F = Fiskal Value (
Nilai Keuangan )
R = Research Value (
Nilai Penelitian )
E = Education Value (
Nilai Pendidikan )
D = Documentation
Value ( Nilai Dokumentasi )
Dan untuk mengingat betapa
pentingnya arsip,maka ingatlah singkatan :
A = Amankan
R = Rawat
S = Semua
I = Informasi
P = Penting
Tujuan Kearsipan adalah:
·
Agar arsip terpelihara dengan
baik, teratur dan aman.
·
Agar mudah mendapatkan kembali
arsip yang di butuhkan dengan cepat dan tepat.
·
Untuk menghindari pemborosan
waktu dan tenaga dalam mencari arsip yang di butuhkan.
·
Untuk menghemat tempat
penyimpanan.
·
Untuk menjaga kerahasiaan arsip.
·
Untuk menjaga kelestarian arsip.
Ada 3 Istilah Penting Yang
Berkaitan Dengan Penyimpanan Arsip, yaitu :
1. Pengarsipan Horizontal, yaitu penempatan atau penyimpanan arsip/dokumen/map
dilakukan secara mendatar ( Horizontal ), di mana arsip dan dokumen di simpan
secara bertumpuk pada laci atau rak yang tidak terlalu dalam.
2. Pengarsipan Vertikal, yaitu penempatan atau penyimpanan arsip/dokumen/map
dilakukan secara tegak lurus ( Vertikal ), dimana arsip di susun berderet
kebelakang.
3. Pengarsipan Lateral, yaitu penempatan atau penyimpanan arsip/dokumen/map
dilakukan secara berdiri ( Lateral ) dimana arsip di susun berderet menyamping.
Arsiparis adalah orang yang
bertugas untuk mengelola arsip
Kriteria yang harus
dimiliki oleh arsiparis:
· harus cakap dan cerdas
· harus memahami dan mengerti tentang manajemen perkantoran
· harus teliti dan ulet
· harus sabar
· harus memilki kepribadian dan sopan
· harus memiliki pendidikan minimal sekolah menengah
· harus cakap dan cerdas
· harus memahami dan mengerti tentang manajemen perkantoran
· harus teliti dan ulet
· harus sabar
· harus memilki kepribadian dan sopan
· harus memiliki pendidikan minimal sekolah menengah
Tugas pokok unit kearsipan pada
dasarnya adalah sebagai berikut:
1.
Menerima warkat
2.
Mencatat warkat
3.
Mendistribusikan warkat sesuai kebutuhan
4.
Menyimpan, menata, dan menemukan kembali
arsip sesuai dengan system tertentu.
5.
Memberikan pelayanan kepada pihak-pihak
yang memerlukan arsip.
6.
Mengadakan perawatan/pemeliharaan arsip.
7.
Mengadakan atau merencanakan penyusutan
arsip, dan lain-lain
Menurut fungsi dan kegunaanya,
arsip dapat dibedakan menjadi:
(a) Arsip dinamis,
yakni arsip yang masih dipergunakan secara langsung dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan atau penyelenggaraan administrasi perkantoran.
·
Arsip dinamis aktif: Arsip ini berada
dan berfungsi di unit pengolah yang pada umumnya memiliki nilai simpan satu
sampai dengan dua tahun atau sesuai dengan jadwal retensi yang berlaku.
·
Arsip dinamis inaktif: Arsip ini berada
pada fase ketiga yang oleh unit pengolah dirasakan atau dinilai sudah kurang
atau jarang/tidak diperlukan lagi dalam menunjang proses administrasi
sehari-hari, walaupun mungkin masih diperlukan tetapi frekuaensinya sangat
rendah.
(b) Arsip statis,
yaitu arsip yang tidak dipergunakan lagi secara langsung dalam perencanaan,
pelaksanaan, atau penyelenggaraan administrasi perkantoran, atau sudah tidak
dipakai lagi dalam kegiatan perkantoran sehari-hari.
Macam – Macam Peralatan Kearsipan
a. Filing Cabinet, yaitu lemari arsip yang terdiri dari beberapa laci, antara 1 – 6 laci,
tetapi yang paling banyak di gunakan 4 dan 5 laci. Setiap laci dapat menampung
5000 lembar arsip ukuran surat yang di susun berdiri tegak lurus ( Vertikal )
berderet kebelakang. Filing Cabinet berguna untuk menyimpan arsip atau berkas
yang bersifat aktf.
b. Rotary ( Alat Penyimpanan Berputar ), yaitu semacam filing cabinet
tetapi penyimpanan arsip di lakukan secara berputar.alat ini terbuat dari
bahan yang kuat seperti logam atau besi. Arsip di simpan pada alat ini secara
lateral.
c. Lemari arsip, yaitu lemari tempat penyimpan arsip dalam berbagai
bentuk arsip yang terbuat dari kayu atau besi yang di lengkapi dengan d.
Rak Arsip. Yaitu lemari tanpa pintu tempat menyimpan arsip yang di susun secara
lateral. Arsip yang ingin di simpan di rak, terlebih dahulu di masukkan kedalam
ordner atau kotak arsip.
d. Map Arsip, yaitu lipatan yang terbuat dari karton atau kertas tebal (Plastik) yang
di gunakan untuk menyimpan arsip (surat). Map arsip terbagi atas beberapa macam
:
1. Stopmap folio, yaitu map yang terdapat daun penutup pada setiap sisinya.
Daun penutup ini berfungsi untuk menompang surat yang ada di dalamnya agar
tidak jatuh. Stopmap folio di gunakan untuk menyimpan arsip yang masih dalam
proses, tetapi juga dapat untuk penyimpanan arsip yang sudah inaktif, dimana
map berisi kumpulan arsip ini akan di bandle atau di ikat dengan menggunakan
tali.
2. Map snelhecter, yaitu map yang mempunyai penjepit di tengah map. Map ini
tidak mempunyai daun penutup dan arsip yang di simpan bersipat inaktif tetapi
dapat juga bersipat aktif.
3. Folder, yaitu map tanpa di lengkapi daun penutup dan berupa lipatan kertas
tebal/plastic saja. Map ini fungsinya untuk menyimpan arsip yang selanjutnya
akan di masukkan dalam kotak arsip secara vertical. Map ini juga mempunyai tab
yaitu bagian yang menonjol pada posisi atas untuk menuliskan judul tentang
arsip yang ada di dalam folder tersebut.
4. Hanging folder, yaitu folder yang mempunyai besi penggantung dan di pasang
pada gawang yang ada di filing cabinet. Hanging folder juga mempunyai tab untuk
menuliskan kode atau indeks arsip yang ada di dalamnya.
e. Guide, yaitu lembaran kertas tebal atau karton yang di gunakan sebagai penunjuk
atau sekat/pemisah dalam penyimpanan arsip. Dan terdiri atas 2 bagian yaitu :
1. Tab Guide, yaitu bagian yang menonjol untuk menuliskan kode – kode, tanda –
tanda atau indeks ( pengelompokan arsip ).
2. Badan Guide, fungsinya untuk menopang arsip – arsip yang ada di
belakangnya.
Posisi tab guide ada
3, yaitu :
1. Guide pertama terletak di posisi atas sebelah kiri.
2. Guide kedua terletak di posisi atas bagian tengah.
3. Guide ketiga terletak pada posisi atas sebelah kanan.
f. Ordner yaitu map besar dengan ukuran punggung sekitar 5 cm yang di dalamnya
terdapat besipenjepit.arsip akan di simpan
ordner terlebih dahulu dengan menggunakan perforator.
g. Stapler adalah alat yang di gunakan untuk menyatukan sejumlah kertas.
1. Stapler kecil
maksimum 10 lembar kertas
2. Stapler
sedang mampu sampai 10-20 lembar kertas
3. Stapler
besar mampu sampai 20 lembar
h. Perforator adalah alat yang di gunakan untuk melubangi kertas.
i. Numerator adalah alat untuk membubuhkan nomor pada lembaran dokumen.
j. Kotak/bok adalah kotak yang di gunakan untuk menyimpan arsip yang bersifat
inaktif.
k. Alat
Sotir adalah yang di gunakan untuk memisahkan surat/warkat yang di terima,
di proses, di kirimkan, dan di simpan ke dalam folder masing – masing.
l. Label adalah alat yang di gunakan untuk untuk memberi judul pada map/folder
guide.
m. Tickler File adalah alat semacam kotak yang terbuat dari kayu atau besi untuk
menyimpan arsip berbentuk kecil, seperti lembar pinjam arsip, kartu kendali
yang memiliki jatuh tempo.
n. Cardex ( Card Index ) cabinet adalah alat yang di gunakan untuk
menyimpan kartu indeks dengan menggunakan laci-laci yang dapat di tarik keluar
memanjang.
o. Rak/Laci kartu adalah laci – laci yang di susun secara teratur dalam rak, untuk
menyimpan kartu ukuran kecil yang di susun secara Vertikal.
p. Alat penyimpanan khusus adalah alat yang di gunakan untuk menyimpan
arsip dalam bentuk yang khusus seperti flasdisk, CD, Kaset Dan lain –lain
Jenis – Jenis Perlengkapan
Kearsipan
Perlengkapan kearsipan
adalah bahan-bahan pendukung yang di gunakan dalam kegiatan kearsipan, yang
biasanya merupakan bahan yang tidak tahan lama ( penggunaanya relative singkat
) artinya bahan-bahan ini selalu di sediakan secara terus menerus.
·
Kartu Indeks adalah kartu yang
berisi identitas suatu arsip/warkat yang di simpan, gunanya sebagai alat bantu
untuk menemukan arsip. Kartu indeks dapat dibuat dengan ukuran 12,5 x 7,5.
Kartu indeks hanya di gunakan dengan system penyimpanan subjek, tanggal, wilayah,
dan nomor.
Kartu indeks memuat informasi tentang:
1. Judul/nama surat
2. Nomor surat
3. Hal surat
4. Tanggal surat
5. Kode surat
6. Kode kartu indeks
·
Kartu Tunjuk Silang adalah kartu untuk
membantu menemukan arsip selain kartu indeks adalah dengan menggunakan kartu tunjuk
silang dan ukuranya 12,5 x 7,5
·
Lembar Pinjam Arsip adalah lembaran atau
formulir yang di gunakan untuk mencatat setiap peminjam arsip.
Adapun gunanya :
1. Sebagai bahan bukti adanya peminjam arsip
2. Sebagai ingatan untuk mengetahui siapa dan kapan batas waktu pengembalian
arsip yang di pinjam.
3. Sebagai tanda bahwa arsip yang di maksud sedang di pinjam
4. Mencegah terjadinya kehilangan arsip karena peminjaman yang tidak di
kembalikan.
5. Sebagai dasar untuk melakukan penilaian suatu arsip.
Lembar pinjam arsip di buat 3 lembar, Yaitu :
1. Lembar 1 untuk di tempatkan pada tempat peminjaman arsip
2. Lembar 2 untuk meminjam arsip sebagai bukti peminjaman.
3. Lembar 3 untuk petugas asip yang di simpan pada ticler file sebagai bahan
ingatan.
·
Map Pengganti adalah adalah map
yang digunakan untuk menggantikan surat – surat yang di pinjam sekaligus dengan
mapnya,
·
Buku Arsip adalah buku yang di gunakan
untuk mencatat penyimpanan arsip.
Macam-macam sistem kearsipan:
1. Sistem abjad
adalah sistem filing dimana warkat-warkat yang akan disimpan disusun menurut
abjad yaitu dari huruf a sampai dengan z. Untuk dapat menyusun secara abjad
maka warkat-warkat perlu digolong-golongkan lebih dahulu menurut nama orang
atau nama instansi atau nama organisasi lainnya.Agar sistem ini
dilaksanakan dengan baik perlu adanya peraturan yang jelas yang dibuat atau
ditetapkan oleh instansi yang bersangkutan
2. Sitem geografis
yaitu sistem kegiatan dimana warkat disusun menurut wilayah (daerah). Sistem
ini biasa digunakan oleh instansi yang mempunyai unit-unit organisasi
dibeberapa wilayah. Dalam melaksanakan sistem ini seorang juru arsip
pertama-tama dapat memilih menurut daerah,setelah itu diadakan sub-sub kelompok
menurut nama instansi
3. Sistem Kronologis
sistem kronologis yaitu warkat yang disusun menurut urutan tanggal yang tertera
pada setiap warkat tanpa melihat permasalahan yang disebutkan dalam warkat.
Sitem krono;ogis biasanya digunakan bagi warkat-warkat yang penyelesain
masalahnya perlu memperhatikan jangka waktu tertentu, misalnya masalah-masalah
tagihan yang jatuh temponya telah ditetapkan.
4. Sistem Nomor
Sistem ini bila digunakan maka masing-masing warkat diberi nomor urut mulai
nomor satu dan seterusnya. Sistem ini biasa disebut sistem filling yang tidak
langsung, karena sebelum pemberian nomor, juru arsip harus mengadakan
pengelompokan warkat-warkat yang ada menurut permasalahannya, baru kemudian
diberikan nomor dibelakangnya.
5. Sistem Sybyek
Sistem subyek adalah sistem yang dalam sistem fillingnya juru arsip harus
memisah-misahkan warkat-warkat yang ada sesuai dengan permasalahannya. Jadi
langkah-langkah yang dilakukannya sama dengan langkah-langkah dalam sistem
nomor, hanya bedanya bahwa penekanan kegiatan kepada pengelompokan
masalah,bukan pada penomorannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar